“Transformasi anak dari zaman dulu yang benar-benar menikmati masa anaknya hingga anak zaman sekarang yang masa kanak-kanaknya diperkosa oleh kemajuan teknologi informasi.”
Β
Aah.. dunia terlalu cepat berkembang, aku masih ingat dulu ketika masih di Sekolah Dasar dan SMP suka main bareng teman, tentunya bukan main facebook, BB atau main Play Station (PS). Aku kelahiran tahun 1991 yang mana pada masa kecilku dulu belum “ternodai” dengan teknologi canggih zaman sekarang. Dulu ketika masa-masa TV adalah barang mewah dirumah dan tak setiap rumah punya TV. Ketika mau nonton harus menumpang di rumah tetangga atau teman, dan aku masih ingat kalimat serta nada ketika mau menumpang nonton. “Andi.. Andii.. numpang nonton atau Biik.. biik.. numpang nonton” sembari berdiri didepan sang punya rumah sebelum dipersilakan masuk. Tontonan kami pun ngak neko-neko, seperti Dragon Ball Z, Power Ranger, Ultraman, Doraemon, Wiro Sableng 212, dll ngak seperti anak sekarang yang tahu persis jadwal sinetron Ganteng-Ganteng Srigala, Putri Yang Tertukar, YKS, Pesbuker yang sebenarnya itu bukanlah tontonan yang cocok buat adek, keponakan, atau anak kita.
Masih jelas teringat di kepala ini macam-macam permainan ketika kecil dulu, aku suka main kudo kepang bareng abangku. Abang yang buat perlengkapan kudo kepang tersebut, seperti pelecut dari tangkai daun pisang, baronsai dari papan, gendang dari peralatan dapur bekas, dan jubah dari kain sarung. Permainannya dimainkan bersama-sama, ada yang memegang alat musik, bernyanyi dan kami yang kecil-kecil menjadi pemabuknya bergelut-gelut di tanah. Jika ada penonton yang berbaju merah harus dikejar sampai dapat. Sampai sekarang aku masih ngak tahu kenapa nonton kudo kepang tidak boleh menggunakan baju merah.
Pulang dari sekolah sehabis makan biasanya pergi bersama teman-teman ke sungai, kadang mandi bareng, mencari ikan untuk dikembangbiakkan di bak mandi Haha π atau mencari bambu untuk telunjuk mengaji dan kadang juga dibuat tulub ( tembak-tembakan dengan peluru kertas basah). Kalau kegiatan yang ini aku suka dimarahi sama ibu, karena sering pulang kesorean, terkadang sengaja pulang sore agar tidak ikut mengaji di mesjid π ada banyak lagi permainan waktu kecil dulu, main cabur/galasin, main gambaran, main petak umpet, main bola-bola tanah, main biji asam jawa yang direkatkan di keramik, main apa lagi yaaa ?? aaah banyak dah pokoknya, dan seru-seru lagi.
Naah sekarang kita lihat anak zaman milenium. Apakah permainan anak-anak zaman sekarang ?? bermain PS, BB, Facebookkan, Twiteran, dan game online. Berharian di warnet sejak pulang sekolah sampai malam hari terkadang bolos sekolah demi main di warnet atau PS. Kemudian malam harinya disuguh oleh tontonan orang dewasa, sinetron yang tidak mendidik, joged-joged ngak tentu arah dan juga lawakkan yang tidak mendidik, menawarkan kelucuan dengan membuka aib orang lain.
Anak zaman sekarang identik dengan anak alay, anak cabe-cabean, terong-terongan, terong dicabekan atau apapun itu yag sebangsa dan setanah air dengan julukan itu. Teman anak-anak sekarang kebanyakan di dunia maya, berbanding terbalik dengan teman di dunia nyatanya, teman chat di fb, chat di Bbm, chat di wechat, whatshapp, dll. tempat curhat mereka dinding facebook, bukan teman atau orang tua seperti kita dulu. Dan yang menambah keparahan mereka adalah nama bagus-bagus diberi orang tua menjadi amburadul ketika di sosmed. Contohnya, nama aslinya Putri Kartika Sari dan kemudian nama di sosmednya menjadi PuThree YangCheLaLu Engkhaau Cakittti. *Istighfar* Kita berbaik sangka saja, mungkin dia selalu disakiti oleh teman atau pacarnya makanya dia terinspirasi membuat nama seperti itu.
Ketika curhat dan berdoa di sosmednya, ketikannya seperti menggunakan keyboard yang rusak. Huruf, angka, dan tanda baca berserakkan dimana mana. “Ya Allooh, 4khcu CanGh4t RinDhu P@d@nY4, JaDiKh@4aNLhAh IIa’A P4c@rKhU,, !!??.. *sumpah, nulis segitu aja udah capek aku* Ada juga yang status di sosmednya berpacaran, bertunangan bahkan menikah, Heei.. apa ngak sekalian kalian buat status meninggal. kemudian foto-foto alay mereka bertebaran dimana-mana, setiap 5 menit sekali upload foto jari di bibir, mata di picingkan, mulut dimonyongkan, dan entah apa lagi. Berfoto menggunakan camera 360 biar kinclong. Begitu juga dengan statusnya yang update setiap saat, “otw kamar mandi, aku lapar, ngantuh nih, pacarku mana ya, asssiiik pulang sekolah, dan berbagai macamnya.
Aku dulu juga pernah khilaf seperti mereka, namum ketika negara api mulai menyerang hingga membuat aku bertobat. Aku sarankan buat kalian yang masih alay, cepatlah bertobat, cepat mandi wajib #EhApaHubungannya ketika nanti kalian lihat tulisan dan foto alay kalian, maka kalian merasa orang yang terkutuk, Haha.. pasti akan sangat malu dan bertanya-tanya “Kok bisa dulu aku seperti itu ya” Beneran ini pengalam aku loh.
Perubahan zaman yang sangat cepat saat ini kita rasakan telah banyak merubah mindset dan tingkah laku kita, apakah perubahan teknologi dan informasi yang harus kita salahkan dengan melihat fenomena anak-anak zaman sekarang ?? Kita tidak bisa menyalahkan perkembangan ini, karena memang sepatutnya teknologi dan informasi harus berkembang. Yang harus kita lakukan adalah menfilter sebaik mungkin setiap apa yang diterima oleh adek, keponakan, dan anak-anak kita. Selalu kita awasi setiap kegiatannya, mengawasi bukan berarti kita mengekang yaa.
Β